Selasa, 18 Juni 2013

sejarah hok tek bio cianjur

Vihara bhumi pharsjia /hok tek bio cianjur
jl.mangunsarkoro no.60-62
telp : 0263 266 068

pada awal abad ke 17 , dicianjur belum ada satu pun tempat ibadah / kelenteng untuk peribadatan orang orang tionghoa
tetapi semakin lama perantauan tionghoa datang ke cianjur semakin banyak pada saat itu , etnis tionghoa dicianjur pada umum nya beramata pencaharian sebagai pedagang dan petani dikarenakan semakin berkembang orang tionghoa ke cianjur , maka banya masyarakat tionghoa dicianjur , mengusulkan untuk mendatangkan rupang/kimsin
untuk memenuhi sarana peribadatan mereka dicianjur dan skitar nya
usul ini kemudian langsung diterima oleh tokoh perwakilan tionghoa bernama oey seng kiat yang saat itu berpangkat seorang kolonel dalam pemerintahan belanda

{ oey seng kiat sendiri berasal dari bogor , adalah anak dari oey khai djwie yang merupakan seorang bupati yang pernah memerintah di xia men tiongkok namun karena kejujuran beliau tidak menerima sistem pemerintahan di xia men saat itu sehingga beliau merantau ke indonesia lambat laun , akhirnya banyak orang tionghoa yang mengetahui bahwa oey khai djwie memiliki jiwa kepemimpinan diangkat menjadi bupati yang memerintah di bogor saat itu { masa kolonial belanda } setelah wafat beliau digantikan oleh anak nya { oey seng kiat } belum lama memerintah di bogor oey seng kiat ditugaskan oleh pemerintah belanda untuk menjalani pemerintahan sebagai kolonel di cianjur }

banyak nya masyarakat tionghoa dicianjur yang merupakan perantau .bekerja sebgai pedagang dan petani , maka di datangkanlah kimsin Y.M kongco hok tek ceng sin dan Y.M kongco co su kong
sebagai pendamping , diperkirakan kimsin tersebut pada awalnya berasal dari hok tek bio / vihara dhanagun bogor yang kemudian dibawa ke cianjur oleh oey seng kiat

pada mulanya . Begitu tiba dicianjur kimsin kongco hok tek ceng sin dan kongco co su kong ditempatkan dirumah oey seng kiat karena belum tersedianya temapat ibadah / kelenteng
selanjut nya dibentuk organisasi berupa locu sebgai kepala kelenteng pada saat itu
namun ada sebuah kesepakatan unik dimana ketika usai kirab cap go meh ( gotong toa pek kong )
rupang / kimsin kongco beserta altar nya berpindah kerumah locu yang terpilih dan peribadatan dilaksanakan di rumah locu tersebut
jika masa jabatan seorang locu telah habis maka rupang / kimsin beserta altar nya akan berpindah kerumah locu baru yang terpilih

menurut sejarah locu pertama yang terpilih adalah tan kie bie yang bertempat tinggal di daerah pasar suuk { sekitar pertigaan jl.hos cokroaminoto dan jl.barisan banteng }
selain itu rupang / kimsin beserta altar nya juga pernah juga ditempatkan di kediaman orang tua dari saudara gouw su gwee ( skitar salakopi) dan dikediaman tjia hon lan ( daerah sayang .jl.moch yamin )
serta pernah juga kebnyak tempat lain untik nua rupang / kimsin kongco beserta altar nya sudah berpindah ke 4 penjuru kota cianjur

sekitar akhir abad 17 , lie pow sun yang merupakan seorang pedagang tionghoa mendanakan sepetak tanah dengan luas 30m'2
dan dibangunlah sebuah kelenteng yang kemudian bertuan rumah Y.M kong co hok tek ceng sin dan Y.M kong co co su kong
sebgai pendamping stelah kelenteng resmi berdiri lalu ditambahkan kimsin lai beserta altar nya sebgai pelengkap yaitu :
altar thian , thay sui , thay yang , thay yin , buddha , kwam im , lung sen , chay sen , kwan kong , sian djian kun poh , dan thian sang seng bo
kelenteng ini merupakan keleteng tertuan dan satu satunya dikabupaten / kota cianjur dan skitar nya

sumber : vihara bhumi pharsjia / hok tek bio cianjur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar